Membuat ciri-ciri anak harusnya dimulai waktu usianya masihlah balita.
Dalam rentang waktu itu, anak gampang menyerap apa yang di sampaikan orang-tua serta lingkungan sekitarnya.
Tersebut mengapa orang-tua harus ekstra waspada membuat perlindungan pergaulan anak waktu masih tetap dalam periode balita.
Mereka dengan mudah menyerap semuanya yang di sampaikan, apakah itu hal baik atau buruk. Termasuk melindungi perkataan sang ibu pada anak.
Ibu adalah pendidik pertama untuk anak-anaknya. Langkah mendidiknya yakni lewat cara lisan atau perkataan.
Sayang, banyak Ibu yang jadi keluarkan kalimat yang dapat memengaruhi mental anak nanti. Ada kalimat yang sebaiknya ditiadakan agar ciri-ciri anak terbangun dengan baik.
Apa sajakah?
Tersebut ringkasannya.
1. Memberi Pernyataan Negatif mengenai Diri Anak.
Pernyataan negatif mengenai anak akan buat hati anak terlukai.
Bahkan juga ini akan menempel jadi pribadi mereka saat telah dewasa. Kalimat-kalimat negatif misalnya “Kamu anak yang pelit! ”, “Kamu pemalas! ”, “Kamu gendut! ”, “Kamu nakal! ” dan kalimat negatif yang lain.
Mereka akan benar-benar seperti apa yang orang-tua mereka katakan. Sungguh memiliki resiko, mengingat kalimat seseorang ibu dapat bermakna doa untuk anak-anaknya.
2. Janganlah katakan “Jangan Ganggu, Ibu Repot! ”
Kadang-kadang kesibukan pekerjaan baik rumah ataupun kantor buat Ibu meremehkan anak.
Waktu anak datang hampiri, umumnya kalimat “Jangan Ganggu, Ibu Repot! ” ini cukup ampuh bikin anak-anak berhenti mengganggu.
Sepintas, hal semacam ini tampak normal. Berdasar pada riset dari seoarang pelatih bela diri verbal, Suzette Haden Elgin PhD, tindakan demikian akan bikin anak terasa tidak bermakna.
Apabila terima perlakuan seperti ini sehari-hari, jadi tidak mengherankan apabila waktu sudah besar mereka akan terasa tidak ada fungsinya bicara dengan orang-tua.
3. Janganlah katakan “Jangan Menangis! ”
Kalimat “jangan menangis” yaitu kalimat yang sering di sampaikan Ibu untuk mendiamkan anak. Umumnya anak menangis lantaran berkelahi dengan rekanan, kakak, atau waktu mereka terjatuh. Namun Ibu tidak lantas harus selekasnya mendiamkan anak lewat cara menyuruhnya diam.
Kalimat lain yang sering mengikuti kalimat ini yakni “Jangan cengeng! ”, “Jangan sedih! ”,
“Jangan takut! ”.
Menurut seseorang ahli psikologi anak, Debbie Glasser, kalimat-kalimat itu akan buat anak merasa bila menangis yaitu tindakan yg tidak umum. Sampai waktu dewasa nantinya, anak-anak akan tumbuh jadi pribadi yang keras dan tidak mudah tersentuh.
4. Janganlah Membanding-bandingkan Anak
Contoh kalimat-kalimat ini misalnya “Lihatlah kakakmu, dia bisa mengerjakannya dengan cepat. Kenapa anda tidak dapat mengerjakannya juga?
” “Temanmu bisa menggambar dengan bagus, kenapa anda tidak? ” “
Dulu waktu kecil ibu bisa begini demikian, waktu anda tidak dapat?!
” Kalimat ini akan membuat
anak-anak terasa bingung serta akan tumbuh jadi
pribadi yang kurang meyakini diri.
Bahkan seringkali anak akan membenci orang tuanya lantaran selalu dibanding-bandingkan dengan orang lain.
5. Janganlah katakan “Tunggu Ayah Pulang ya!
Biarkanlah anda dihukum ayah”
Kalimat ini sering berjalan waktu anak lakukan kesalahan sebentar ayahnya ada di kantor.
Jadi Ibu dengan mudah biasanya akan mengemukakan kalimat “Tunggu Ayah Pulang ya! Biarkanlah anda dihukum ayah”
Hal sejenis ini jadi akan menjadi memperburuk keadaan karena Ibu jadi menunda untuk mengemukakan kesalahan anak. Ada kesempatan bila waktu seorang ibu menceritakan kembali kesalahan yang ditangani anak-anak mereka, ibu jadi membesar-besarkan sampai anak-anak terima hukuman yang semakin lebih harusnya. Ada kesempatan juga orang-tua jadi lupa kesalahan anak-anak mereka, sampai kesalahan yang harusnya dikoreksi terlewati.
6. Jangan sampai Begitu mudah dan sangat berlebihan berikanlah pujian
Berikan pujian sangat berlebihan pada anak tidak selamanya baik.
Karena hal sejenis ini akan terkesan murah untuk ana. Oleh karena itu apabila seorang anak kerjakan satu hal yang sederhana, tidak butuh memberi pujian pada dengan “Luar Umum! Luar Umum! ” Karena anak lewat cara alamiah akan tahu banyak hal yang dia lakukan dengan beberapa umum saja atau mempesona.
Semisalnya ia peroleh hasil bagus di sekolah, pujilah seadanya dengan menyampaikan “Alhamdulillaah. Apabila kita memberi pujian pada hasil yang ditangani anak dan tidaklah sikapnya, demikian mungkin saja saja anak kita akan konsentrasi pada hasil dan tidak peduli dengan sikap/tanda-tanda yang baik.
7. Jangan sampai Katakan “Kamu Selalu…” atau “Kamu tidak pernah…”
Jangan pernah melemparkan kalimat dengan “Kamu selalu…. ” atau “Kamu tidak pernah…”. Memang, kalimat ini kadang-kadang refleks selekasnya terucap oleh orang-tua, namun jauhilah penggunaan kalimat ini.
“Hati-hati, ke-2 kalimat itu ada makna di dalamnya.
Di dalam pernyataan “Kamu selalu…” dan “Kamu tidak pernah” yakni label yang bisa melekat selamanya di dalam diri anak, ” tutur Jenn Berman PHD, seorang psikoterapis.
Berman membuka, ke-2 pernyataan yang kerap dilontarkan oleh orang-tua ini akan bikin kepribadian anak.
Anak-anak akan jadi seperti apa yang dijelaskan pada dirinya.
Jika orang-tua mengemukakan sang anak selalu lupa menelepon ke rumah apabila pulang terlambat, jadi ia akan jadi anak yg tidak pernah menelepon ke rumah.
8. Jangan sampai katakan “Bukan demikian langkahnya, sini supaya ibu saja! ”
Kalimat ini bisa sering di sampaikan Ibu waktu tidak sabar lihat sistem kerja anak.
Kalimat ini biasanya terucap waktu anak membantu orang tuan namun tidak kerjakan seperti apa yang diinginkan Ibu.
Dr Berman mengemukakan ini yaitu satu kesalahan.
Kalimat ini buat anak tidak tahu langkah yang benar dalam menyelesaikan satu hal.